Friday, December 21, 2018

Perusahaan Raksasa Apple 'iPhone' Jadi Korban Perang Dagang AS-China

Perang Dagang - Amerika Serikat (AS) dan China bakal menjelma menjadi sengketa kekayaan intelektual dalam sejumlah bulan mendatang yang menciptakan Apple Inc lebih menderita lagi.





Perang dagang AS-China yang dilangsungkan selama ini sudah mengguncang bursa saham dalam sejumlah bulan terakhir yang mendorong aksi jual besar-besaran (sell-off) di pasar modal yang diperparah lagi dengan bisa jadi perlambatan ekonomi AS.





Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin China Xi Jinping memberitahukan gencatan senjata 90 hari pada mula bulan ini namun pengamat tetap skeptis bakal terjadinya perdamaian salah satu kedua ekonomi terbesar di dunia ini.





"Ada bisa jadi besar polemik tarif perniagaan memudar, tetapi polemik tentang hak kekayaan intelektual (dan) cybersecurity, barangkali meningkat," ujar Bob Parker, anggota komite investasi di Quilvest Wealth Management, Jumat (21/12/18).





"Saya pikir tersebut perdebatan ini menjadi masalah besar di semester kesatu tahun depan," kata Parker.





Apple 'paling sensitif' dalam perang dagang





Sell-off yang terjadi dalam sejumlah minggu terakhir berpotensi menciptakan Wall Street mencatatkan kerugian terbesar semenjak Great Depression (1929). Aksi ini terjadi sesudah adanya proyeksi perkembangan ekonomi AS yang lebih suram yang menciptakan saham sektor teknologi berguguran.





Amazon, Netflix, Alphabet, dan Apple, seluruh memimpin kejatuhan indeks teknologi Nasdaq. Saham-saham patokan tersebut turun selama 20% dari rekor yang dijangkau pada akhir Agustus. Apple turun 32% dari level tertingginya, sedangkan Amazon turun 29% dari rekornya.





Apple Inc sendiri sedang dalam masalah. Raksasa teknologi ini sudah kalah di dua pengadilan dalam peperangan hak paten dengan pemasok chip Qualcomm pada Kamis lalu.





Kondisi ini semakin merangsang kekhawatiran investor akan akibat perang dagang pada Apple.





"Dalam riset yang sudah kami lakukan, Apple sebenarnya ialah perusahaan sangat sensitif terhadap konflik antara AS dan Cina dalam perdagangan," kata Parker.





"Jika kamu melihat Apple, itu ialah teknologi Amerika, produk ini diproduksi di pabrik-pabrik Cina oleh perusahaan Taiwan sampai-sampai tepat di garis depan kerentanan guna konflik perdagangan."

No comments:

Post a Comment