Pemkab Kudus - Harga bawang putih yang meroket sampai Rp 90 ribu per kg di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menciptakan pemerintah setempat mengerjakan inspeksi seketika (sidak). Satu di antaranya ke sentra sayuran di Pasar Bitingan Kudus, Rabu (8/3/2019).
Pedagang mengatakan, harga bawang putih memang merasakan kenaikan sejumlah hari ini, tetapi sudah berangsur turun. "Tadinya Rp 90 ribu. Selasa kemarin turun Rp 60 ribu. Sekarang Rp 50 ribu," kata saudagar bawang putih Tarsono (52) di lapaknya.
Sudiharti Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus menjelaskan, harga bawang naik sebab barang langka. "Kemarin tersebut harga bawang naik, kemarin barangnya yang tidak ada," kata dia di Pasar Bitingan.
Kenaikan pun karena importir pun belum menyebabkan bawang putih sampai-sampai memang langka dan harganya mahal. "Importir belum datangkan. Jadi langka dan harganya mahal," tambahnya.
"Kebanyakan masyarakat maunya kating, tidak inginkan yang cinco. Tapi ini pemerintah sudah menyerahkan informasi bahwa telah sekian ribu ton anda turunkan sehingga barangkali dua minggu ke depan telah normal kembali," ujarnya.
Saat ini, kata dia, harga stabil mulai kemarin Rp 60 ribu, dan hari ini telah Rp 50 ribu. Meski begitu, harga ini belum normal di angka Rp 25 ribu-30 ribu.
Dia mengakui, ketika ini keperluan bawang putih mayoritas diisi impor. "Mendatangkan impor 95%. Indonesia baru dapat menanam melulu 5% dan tersebut hasilnya guna pembibitan. Kudus tidak ada buatan bawang putih," ujarnya yang dikutip hidupdomino.
Dia pun membantah bahwa langkanya bawang putih sebab ada penimbunan.
"Tidak terdapat penimbunan sebab Satgas kerja sama dengan seluruh yang bersangkutan. Saya kira bila penimbunan tidak ada," tegasnya.
Bawang putih yang naik pun membuat saudagar memanfaatkan bawang putih sortir dijual. Dengan harganya jauh dari harga pasaran.
"Bawang sortir saya jual Rp 20 ribu per kg. Biasanya guna kerupuk atau makanan kering," kata Tiah, saudagar bawang putih sortir.
No comments:
Post a Comment